Dahulu, para pejuang kemerdekaan hanya mengandalkan bambu runcing sebagai senjata mengusir penjajah. Jenis bambu yang diilh adalah bambu apus, yag terkenal kuat dan tajam. Ujung bambu ujung dipotong miring dan diruncingkan. Sementara penjajah juga menggunakan benda runcing dan tajam, namun bentuk nya peluru. Toh demikian, mereka tetap kalah. Runcing mampu mengalahkan yang runcing. Tajam mampu mengalahkan yang tajam. Sepertinya bambu runcing terinspirasi dari burung elang. Paruh burung itu sangat kuat, runcing dan tajam. Dengan paruh seperti itu, elang mudah untuk memotong-motong makanannya yaitu daging. Daging ganya bisa dipotong dengan benda yang runcing dan tajam. Burung elang memilikinya. Jadi sudah alan makan dan jenis makanan sudah diatur oleh Tuhan Yang Maha Kuasa. Ketika burung elang mencekeram buruannya, ia memanfaatkan cengkeramannya yang kuat. Sedangkan paruhnya ia gunakan untuk memotong. Kaki dan paruh adalah pasangan senjata yang sangat dahsyat bagi elang.

Jika kita punya jiwa yang runcing dan tajam, maka kita akan percaya diri seperti burung elang. Ia tidak merasa khawatir hidup di alam bebas. ia punya senjata canggih. Kitapun demikian. Jika kita percaya diri dengan apa yang kita miliki, maka kita akan mudah hidup di mana-mana. Yang kita perlukan adalah mengenali senjata terbaik apa yang kita miliki. Setelah menemukannya, maka kita hanya perlu mengasahnya. Ketika sudah tajam, kita gunakan dalam bekerja. Semua akan berjalan dengan aman. Mengikuti serangkaian kegiatan pelatihan dan belajar adalah bagian dari mengasah senjata.

Salam sukses, salam motivatrust.

Jakarta, 8 Maret 2022

Gunanto